Senin, 22 September 2014

Tips membuat background foto blur/ bokeh

Background blur memang pas untuk menguatkan penampilan obyek utama. Untuk memperoleh background yang blur, ukuran sensor, lebar aperture dan jarak fokus lensa (focal length) sangat menentukan.  Konsekuensinya, backgorund yang blur ini lebih sulit diperoleh jika menggunakan kamera poket. Alasannya:
  1. Sensor kamera poket sangat kecil. Agar gambar dapat tampil tajam, ukuran diameter sensor kamera harus lebih besar daripada lebar aperture. Akibat ukuran sesnsor yang kecil, tidak mungkin digunakan aperture lebar (misalnya f/1.8 atau f/1.4). Rata-rata kamera poket memiliki setting aperture terendah f/3.6, hanya beberapa saja yang memiliki setting f/2.8
  2. Focal length kamera poket  bukanlah panjang fokus secara fisika, tetapi panjang ekuivalen terhadap lensa yang digunakan pada media film 35 mm. Lensa dengan jarak fokus 300 mm pada kamera poket sesungguhnya adalah 66 mm pada kamera film.
Tetapi 'sulit' bukan berarti 'tidak mungkin'. Untuk memaksimalkan blur pada background, berikut beberapa patokan yang dapat digunakan:
  1. Jarak antara obyek utama dan background harus cukup jauh. Sebaiknya jarak obyek ke background lebih besar daripada jarak obyek ke kamera.
  2.  Gunakan jarak fokus atau zoom terpanjang (tele-end), sesuaikan jarak obyek utama dengan jarak fokus ini.
  3. Gunakan mode Aperture Priority (A, Av) dan pastikan untuk menempatkan setting pada bukaan paling lebar (angka paling kecil, misalnya f/2.8 atau f/3.6)
  4. Pada kamera digital poket yang tidak memiliki  mode Aperture Priority, gunakan mode portrait atau - jika memungkinkan - mode makro.
  5. Pada kamera DSLR, gunakan lensa dengan bukaan lebar, mialnya f/1.4 atau f/1.8 

Nasib Kamera Prosumer


Walaupun kamera DSLR semakin terjangkau dan banyak inovasi dari kamera tanpa cermin yang ringkas, tetapi produk prosumer superzoom tetap menarik minat para pehobi fotografi. Dari catatan di blog ini saja, tanggapan untuk artikel Kamera Superzoom 2 Jutaan masih terus muncul. Saya, dengan berbagai pertimbangan, terpaksa mengabaikan beberapa pertanyaan yang pada dasarnya sudah pernah ditanyakan.

Paling tidak, ada 5 keunggulan dari kamera prosumer superzoom ini:
1. Range fokus lensa yang lebar, cocok dipakai di berbagai kesempatan
2. Bentuk yang ringkas
3. Bobot yang ringan
4. Keleluasaan setting (P, A, S, M dan Scene program)
5.  Harga yang terjangkau
Sudah tentu tiada gading yang tak retak, semua produk mempunyai kelemahan. Sensor yang kecil akan memberi keterbatasan dalam kondisi cahaya yang kurang (lowlight) dan penggunaan ISO tinggi. Namun jika Anda penyuka fotografi makro, kamera prosumer superzoom ini sangat menguntungkan, silakan lihat artikel Close Up Macro Photography dan beberapa artikel tentang macro lainnya.

Perkembangan teknologi dan munculnya produk-produk baru membuat pilihan yang tertulis dalam artikel sebelumnya menjadi out-of-date . Jika Anda bermaksud membeli prosumer superzoom saat tulisan ini dibuat, beberapa pilihan di kisaran harga Rp 2.000.000 yang dapat dipertimbangkan adalah:
- Canon SX130 IS atau SX210IS
- Casio exilim EX-H5
- Fujifilm S1600, S1800, S1900, S2500, S2550, S2800
- Nikon L110, P8000, P9100
- Olympus SP600UZ
- Panasonic Lumix TZ7, FZ28
- Sony H55

faktor apa saja yg perlu diperhatikan dalam memilih kamera mirrorless



(1)    Desain dan interface
Kamera-kamera mirrorless pada umumnya memiliki desain yang kompak dengan sedikit variasi pada dimensi body-nya, namun memiliki berbagai variasi pada tombol-tombol yang berfungsi sebagai interface antara kamera dan user.
Olympus PEN dan Panasonic G merupakan 2 seri yang memiliki cukup banyak tombol interface  (terasa lebih mirip DSLR) sedangkan Sony NEX mengandalkan internal menu dan touchscreen (terasa seperti kamera kompak) .

(2)    Ukuran sensor
Ukuran sensor kamera mirrorless pada umumnya lebih besar daripada yang dipakai pada kamera kompak, namun pada umumnya lebih kecil daripada DSLR. Ini akan berpengaruh pada kemampuannya memotret dalam kondisi lowlight (highISO). Kamera-kamera dengan sensor yang lebih besar memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menekan noise pada kondisilowlight.
Berdasarkan urutan ukuran sensornya Sony NEX, Ricoh GX dan Samsung NX memiliki sensor besar  dengan ukuran APS-C, disusul Olympus PEN dan Panasonic G dengan sensor 4/3, diikuti oleh Nikon 1 dengan sensor CX dan ditutup oleh Pentax Q dengan ukuran sensor 1/2.3” (setara poket dan prosumer)

(3)    Pilihan setting
Kamera-kamera mirrorless memiliki pilihan setting yang setara dengan DSLR entry level hingga enthusiast, dengan bonus berbagai macam art-filter dan olah digital on-board.

(4)    Fitur
Beberapa seri Olympus PEN dan Panasonic G memiliki image stabilizer. Rata-rata kamera mirrorless sudah dilengkapi dengan face-detection. Nikon 1 memiliki kemampuan autofocus dengan phase-detect maupun contrast-detect.

(5)    Pilihan lensa
Olympus PEN sebagai pelopor keluarga ini memiliki pilihan lensa paling banyak karena dapat menggunakan lensa-lensa dengan mount 4/3 yang digunakan oleh keluarga DSLR Olympus E. Dengan sendirinya, lensa-lensa tersebut dapat digunakan pula oleh Panasonic G. Kamera-kamera mirrorless lainnya mengandalkan berbagai macam lens adapter untuk dapat menggunakan berbagai lensa. Kombinasi lensa manual jadul dengan body mirrorless dapat diakomodasi dengan menggunakan adapter M42.

(6)    Aksesoris
Aksesoris tambahan pada kamera mirrorless tidaklah sebanyak pada kamera DSLR. Aksesoris yang bias ditambahkan di antaranya adalah flash, GPS, electronic viewfinder. Beberapa jenis kamera mirrorless tidak menyediakan port untuk aksesoris tambahan.